Kamis, 18 Oktober 2012

Refleksi Dua Tahun Berdirinya MI Hidayatus Salafiyah




MI HIDAYATUS SALAFIYAH DUKUHJERUK, KARANGAMPEL, INDRAMAYU:
“Dua Tahun Berjuang Mengubah Persepsi Masyarakat Tentang Madrasah”



Pada tahun ini, MI Hidayatus Salafiyah Dukuhjeruk memasuki tahun ke-2 sejak pertama kali beroperasi pada tahun 2011 yang lalu. Sebagaimana umumnya lembaga pendidikan yang baru dirintis dan tengah berjuang menata eksistensi, berbagai tantangan dan hambatan merupakan hal yang sangat lumrah dihadapi. Termasuk menghadapi berbagai persepsi “negatif” dari sebagian masyarakat yang cenderung memandang “sebelah mata” terhadap madrasah, dan menempatkannya sebagai lembaga pendidikan “nomor dua” dibandingkan sekolah umum. Ditambah, adanya upaya-upaya “provokatif” dari beberapa pihak yang memiliki kepentingan tertentu, yang pada dasarnya “tidak suka” dengan perkembangan institusi pendidikan madrasah dalam kontestasi pendidikan di Tanah Air yang akhir-akhir ini semakin maju dan kompetitif.

Kondisi di atas tentunya merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi MI Hidayatus Salafiyah Dukuhjeruk, sekaligus menjadi lahan perjuangan dan pencerahan dalam rangka memperbaiki kekeliruan persepsi masyarakat dalam memahami hakikat dan eksistensi “madrasah” secara lebih luas dalam konteks sistem pendidikan nasional di Tanah Air.

Dari segi filosofis, spirit yang dikembangkan MI Hidayatus Salafiyah Dukuhjeruk adalah membangun paradigma pendidikan yang integrated (holistik dan terpadu) tanpa membeda-bedakan bidang keilmuan secara dikotomik atau terpisah-pisah (antara ilmu agama dan ilmu umum), baik dalam tataran teori maupun praktek. Paradigma semacam ini sangat penting dan mendasar, dalam rangka mengembangkan semua sisi potensi peserta didik agar menjadi manusia-manusia seutuhnya (al-insan al-kamil), yang tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual, tetapi juga kecerdasan emosional dan kesalehan spiritual, baik dalam konteks hubungan dengan dirinya sendiri, sesama manusia dan lingkungan, maupun hubungan dengan Tuhannya. Spirit ini selaras dengan pemikiran salah seorang founding fathers NKRI sekaligus tokoh penting dalam sejarah berdirinya Kementerian Agama, KH. Abdul Wahid Hasyim, “bahwa pendidikan yang dikotomik (yang membeda-bedakan ilmu agama dan ilmu umum secara terpisah) hanya akan melahirkan ilmuwan-ilmuwan tak bermoral dan ulama-ulama yang tidak mengenal zamannya”.            

Profil MI Hidayatus Salafiyah Dukuhjeruk

MI Hidayatus Salafiyah Dukuhjeruk merupakan lembaga pendidikan formal tingkat dasar yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam dan Pesantren At-Tarbiyah Al-Islamiyah As-Salafiyah (YATISA) yang dirintis pertama kali oleh almaghfurlah KH. Achmad Rifa’i (1942-2000) sejak tahun 1987. Lembaga ini beralamat di Desa Dukuhjeruk, Blok KH. Bukhori, Kecamatan Karangampel, Kab. Indramayu.

Selain MI Hidayatus Salafiyah, lembaga pendidikan dan unit kegiatan lain yang dikelola oleh yayasan tersebut adalah: a) Raudhatul Athfal (RA) Al-Hidayah, b) Diniyah Takmiliyah Awwaliyah (DTA) Hidayatus Salafiyah, c) Pesantren Putera/Puteri, d) Jam’iyah dan Majelis Ta’lim, e) Kegiatan Sosial-Keagamaan Masyarakat, dan f) Pendidikan Masyarakat.

Pada tahun ini, melalui SK Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Indramayu, tanggal: 30 Juli 2012, Nomor SK: Kd.10.12/PP.00.5/Kpts/454/2012, MI Hidayatus Salafiyah Dukuhjeruk telah secara resmi mendapatkan legalitas dalam melaksanakan kegiatan pendidikan formal dan pembelajaran sesuai ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, dengan Nomor Statistik Madrasah (NSM): 111232120131.

Tahun ini, MI Hidayatus Salafiyah Dukuhjeruk telah menyaring peserta didik sedikitnya 15 siswa dan 10 siswi, dan insya Allah akan terus bertambah setiap tahunnya di bawah bimbingan beberapa orang guru yang berasal dari berbagai latar belakang keilmuan dan perguruan tinggi ber-reputasi baik, di antaranya: 1) Mohamad Kholil, S.S., M.S.I. (Alumni Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon dan Tebuireng Jombang; Magister Studi Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), 2) H. Haerun Imam, Lc. (Alumni Pesantren Gontor; Sarjana Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir), 3) Fasiha, S.Th.I. (Alumni Pesantren Darussalam Ciamis dan Walisongo Cukir Jombang; Sarjana Theologi Islam UIN Syahid Jakarta), 4) Zulaikha, S.Pd.I. (Alumni Pesantren Buntet Cirebon; Sarjana Pendidikan Guru MI IAIN Syekh Nurjati Cirebon), 5) Uswatun Khasanah, S.Pd.I. (Sarjana Pendidikan Matematika IAIN Syekh Nurjati Cirebon), 6) Susiyanti, S.Pd.I. (Sarjana Pendidikan Guru SD; Alumni Pesantren Buntet Cirebon), 7) Maufur, S.Pd.I. (Sarjana PAI; Alumni Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon), 8) Hidayat, S.Pd.I. (Sarjana Pendidikan IPA IAIN Syekh Nurjati Cirebon), dan lain-lain.

Berdirinya MI Hidayatus Salafiyah Dukuhjeruk ini sekaligus mengurangi minimnya jumlah Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang ada di lingkungan KKMI setempat yang membawahi 2 wilayah Kecamatan sekaligus, yakni Kecamatan Karangampel dan Kedokan Bunder, yang saat ini diketuai oleh Sahroni, M.Pd.I. (Kepala MI Miftahul Ulum II Kaplongan, Indramayu).

Desain Kurikulum dan Program Pembelajaran

Visi pendidikan yang diusung oleh MI Hidayatus Salafiyah Dukuhjeruk adalah “membangun generasi muslim yang unggul di bidang ilmu pengetahuan dan keterampilan hidup, serta memiliki bekal keagamaan yang memadai dan berbudi pekerti luhur”.

Mengacu pada rumusan visi di atas, secara umum, desain kurikulum dan program pembelajaran serta muatan-muatan keagamaan yang dikembangkan MI Hidayatus Salafiyah dirancang relatif lebih unggul dibanding umumnya sekolah-sekolah dasar (pendidikan dasar berbasis pesantren), dengan beberapa karakteristik sebagai berikut: 1) sumber daya manusia (tenaga pendidik dan kependidikan) yang kompeten dan profesional di bidangnya dengan berbagai spesialisasi keilmuan, berusia produktif, serta memiliki background pendidikan pesantren; 2) proses pembelajaran di dalam kelas ditangani oleh minimal 2 orang guru setiap harinya, dengan jumlah peserta didik maksimal 20-25 siswa; 3) pembinaan tadarus al-Qur’an dan pembiasaan sholat dhuha serta pelatihan praktek keagamaan (ibadah) secara rutin dan terprogram di laboratorium agama; 4) pembelajaran bahasa asing (Arab – Inggris) dan komputer; 5) pelatihan keterampilan (life skill) dan kesenian; dan lain-lain.

Selain itu, meski belum menerima dana Bantuan Operasional Sekolah/Madrasah (BOS/M), sejak pertama kali didirikan MI Hidayatus Salafiyah Dukuhjeruk merupakan lembaga pendidikan yang konsisten menyelenggarakan “pendidikan gratis” bagi seluruh peserta didiknya hingga lulus. Dan sebagai salah satu wujud komitmen, tanggungjawab, serta jaminan kualitas (guaranty of quality), MI Hidayatus Salafiyah Dukuhjeruk akan memfasilitasi setiap lulusannya untuk memasuki jenjang pendidikan lanjutan (MTs/SMP) baik di dalam maupun di luar daerah. [ ]  

*************